Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda
satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisiknya, serta tetap
terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal
(William, J.C. et al. 2003). Sedangkan komposit serat
karbon adalah salah satu jenis material plastik yang diperkuat oleh serat
karbon sehingga memiliki sifat yang kuat dan ringan. Dalam penelitian kali ini
plastiknya berupa resin.
Komposit Serat Karbon
Material komposit akan mempertahankan kehomogenannya saat mengembang karena pemanasan. Serat komposit akan membuat suatu isolasi dengan struktur seperti arang yang menyebabkan penurunan pemanasan internal, akibatnya laju pembakaran semakin menurun. Ketika laju pembakaran turun drastis, proses pembakaran berhenti secara alami karena tidak adanya jumlah panas yang
cukup. Oleh karena itu, fluks kalor eksternal
diperlukan untuk mempertahankan proses pembakaran.
Sifat fisik komposit
akan berubah selama pemanasan yang diikuti oleh penguapan resin, karena komposit mengembang
sebagai reaksi dari
keberadaan tekanan internal. Pertama, bulk density material
berkurang, maka pori-pori akan terbentuk, dan
akhirnya konduktivitas termal dari
matriks serat
karbon menurun. Terjadinya proses pembakaran akan mempengaruhi
performa dari material serat karbon, dimana material serat karbon akan
mengalami pengurangan/degradasi kekuatan setelah mengalami
pemanasan/pembakaran. Proses vaporisasi dari resin secara terus-menerus akan
menyebabkan munculnya api dalam proses pembakaran, sementara itu sisa arang dan
karbon dapat terbakar juga karena oksidasi permukaan (smoldering) an bahkan menghasilkan suatu api karbon monoksida di
dekat permukaan yang teroksidasi. Biasanya pembakaran pada permukaan material
komposit memerlukan temperatur tinggi untuk mempertahankan nyala api pembakaran,
dimana temperaturnya melebihi 500°C.
Secara umum, komposit serat karbon mengalami dekomposisi pada suatu
kondisi pemanasan dengan temperature yang relatif tinggi dan menghasilkan
produk-produk mampu bakar. Produk-produk tersebut lah yang akan memulai
munculnya nyala api pembakaran dan dapat berkembang dengan mudah. Proses ini
dapat dilihat pada di bawah ini. Ada empat tahap
utama yang terlibat dalam pirolisis dan pembakaran komposit. Proses pembakaran
bahan komposit biasanya dimulai dengan pemanasan pada temperatur dimana mulai
terjadi degradasi termal. Tahap pertama ini disebut sebagai tahapan penyalaan.
Pada tahap kedua, atau tahap pirolisis, komposit yang terdegradasi melepaskan
molekul-molekul kecil yang mudah terbakar.
Gambar diatas menunjukkan bahwa proses pembakaran dimulai ketika pemanasan
dari komposit menghasilkan zat-zat mudah menguap (volatile matters). Jika zat-zat yang dihasilkan tersebut memiliki
konsentrasi yang cukup, sesuai dengan kondisi batas nyala, dan berada dibawaj
temperatur penyalaan, maka proses dimulainya pembakaran sedang terjadi. Pada tahap ketiga, disebut sebagai periode pembakaran,
molekul-molekul kecil/mudah menguap (volatile
matters). yang dihasilkan pada langkah sebelumnya
bergabung dengan oksigen dan terbakar, menghasilkan asap dan panas. Pada tahap
ke empat, panas yang dihasilkan pada tahap ketiga sebagian kembali ke komposit
(feedback
step) dan siklus terus terjadi hingga seluruh komposit terbakar. Selama
panas yang diterima oleh material komposit cukup untuk mempertahankan
terjadinya dekomposisi termal pada laju pemanasan yang dapat mendukung nyala
api pembakaran, maka proses pembakaran akan terus berlangsung. Proses
pembakaran baru akan berakhir apabila bahan bakar (material komposit) sudah
habis atau panas yang tersedia semakin berkurang. Panas yang tidak terpakali
lagi dalam proses pembakaran kemudian akan terdispersi ke lingkungan.