Pagi itu, kesibukan kuliah sedang
padat-padatnya, gazebo Teknik Mesin terlihat serius menyambut selaras
dengan keseriusan mahasiswa-mahasiswa yang berpacu dengan waktu untuk
mencapai garis deadline dari tugas-tugas yang ada, pada saat itu hape
saya pun berdering. Awalnya, saya agak acuh dengan suara yang saya sudah
tahu itu merupakan tanda SMS masuk, karena otak saya langsung
mengirimkan sinyal bahwa paling itu SMS jarkom angkatan atau dari temen
yang menanyakan tentang tugas. Saya pun duduk terlebih dahulu di gazebo
dan membuka SMS tersebut. SMS yang saya baca pun seakan bisa membuang
kejenuhan dan membuka peluang untuk membuang semua penat perkuliahan
yang ada. SMS yang saya terima berasal dari teman Teknik Industri
bernama Felice yang berisi ajakan tentang untuk bergabung dengan tim yang telah berisikan Sudin dan Aldi
(keduanya juga dari Teknik Industri). Pada dasarnya saya telah tahu
tentang acara Chronics ini, secara umum Chronics adalah lomba tingkat
nasional di bidang desain produk dan ergonomi, dimana pada tahun 2012
menyandang tema tentang perancangan produk untuk orang berkebutuhan
khusus. Singkat cerita, karena membutuhkan penyegaran dan pelarian dari
urusan kuliah, riset dosen dan blablabla, saya pun memutuskan ikut
bergabung dengan tim yang akan berjuang selama beberapa bulan ke depan.
Kami
pun dengan semangat berkumpul untuk menentukan ide dan rencana kerja,
ketahuilah kawan, tahapan yang paling sulit dalam suatu proses adalah
memulainya. Memang sulit mencari ide dan mematangkannya, diperlukan
lebih dari sekali pertemuan sehingga pada akhirnya kami memutuskan untuk
memilih ide tentang penggunaan huruf Braille sebagai tema rancangan
produk kami. Oh iya, kami memutuskan untuk menamai tim kami dengan nama Anak Ajaib,
ntah bagaimana nama ini muncul, namun nama anak ajaib seperti dapat
memberikan energi lebih dan semangat kebersamaan dalam tim kami. Tahapan
awal pun kami jalani. Pembuatan mini proposal dengan tekad bersama dan
kepercayaan diri tim yang tinggi tetapi tetap rendah hati pun menjadi
kekuatan kami. Singkat kata, mini proposal pun kami kirim. Rancangan
alat yang telah kami buat, kami namakan BIRACLE yang merupakan singkatan dari "Braille for Miracle". Kami berharap rancangan alat ini tidak hanya memberikan keajaiban bagi kaum disable,
tetapi juga bagi tim kami agar dapat menembus putaran final, atau
bahkan menjuarai Chronics 2012. Target awal kami sudah mantap, menjadi
salah satu tim yang masuk 15 besar untuk berangkat ke Yogyakarta.
Kemudian kami pun pasrah tentang apa hasilnya, yang penting kami telah
melakukan yang terbaik dan tidak akan menyesali apa pun hasilnya nanti.
Setelah
beberapa minggu, pengumuman pun dikeluarkan. Alhamdulillah, proposal
kami masuk 15 besar, kami cukup bahagia tentang hasil ini. Sangat
memuaskan, pengorbanan kami memberikan hasil yang sangat baik. Kami pun
hanya sebentar ber-euforia dan kembali fokus untuk melengkapi semua
kebutuhan yang ada. Mulai dari mencari dana, membuat prototipe alat dan
memantapkan proposal. Sehingga pada saatnya, kami pun telah siap dengan
semua perlengkapan perang yang ada. Pada hari keberangkatan ke Jogja,
tim kami berkumpul pagi sekali dari depok menuju ke Stasiun Senen untuk
menaiki kereta Gajah Wong menuju ke Jogja. Jam 09.00 WIB (ya, ada
telatnya juga lah) kereta pun berangkat dari Stasiun Senen. Perjalanan memakan
waktu 8-9 jam. Dimana kami sampai di Jogja sekita waktu maghrib.
Sesampainya
di Jogja, kami langsung menuju penginapan dan melakukan persiapan untuk
babak presentasi awal keesokan harinya. Ya, perjuangan putaran final
Chronics 2012 pun dimulai . . . .
Pada
pukul 08.00 WIB keesokan harinya kami pun tiba di UGM sebagai tempa
penyelengaraan Chronics 2012. Kami disambut panitia yang sangat ramah
dan LO yang luar biasa dimana nantinya LO ini akan menjadi sahabat baru
kami dari Jogja, namanya Dimas.
Di hari pertama, setalah melewati photo session
kami pun bersiap menghadapi presentasi awal. Presentasi kami lakukan
dengan membawa prototipe alat dan Alhamdulillah kami mampu melewati
tahap presentasi dengan baik, walaupun kami gak tahu hasilnya. Yang
penting kami telah mengeluarkan jurus ampuh kami " Man jadda wajada".
Sisa-sisa ketegangan yang ada coba kami hapuskan dengan sedikit canda
tawa dan berkenalan dengan anggota tim lainnya.
Di hari kedua, diadakan study case,
dimana ini adalah tahapan paling seru. Kita hanya diberi waktu 2 jam
mulai dari diterjunkan ke lapangan untuk mendesain alat sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi di tempat kita melakukan study sampai
ke presentasi. Ketangkasan, kecepatan, ketelitian dan kerjasama amat
sangat penting dalam tahapan ini. Hal yang lebih menegangkan adalah di
akhir hari ke-2 ini akan diumumkan 7 tim dengan nilai terbaik hasil
presentasi hari pertama dan study case yang akan masuk ke tahapan babak terakhir.
Pada awalnya kami tidak yakin dengan ide yang kami bawakan untuk tahapan study case
ini. Mungkin dalam diri kami masing-masing sudah tertanam pikiran " Ya,
semoga aja cukup untuk membawa kami ke babak terakhir ". Tapi semua hal
berubah setalah kami melakukan presentasi, semua keraguan yang ada
berubah menjadi optimisme, semua wajah datar dan ketegangan yang hadir
sebelum presentasi berubah menjadi senyum dan keyakinan untuk melaju ke
babak selanjutnya. Tanpa kami kira, ternyata ide kami menuai pujian dari
semua juri pada tahapan study case ini. Mungkin kata-kata "You won't know the result till you try"
cukup mewakili kondisi kami saat itu, dan sepertinya mantera "Man jadda
wajada" sudah mulai bekerja. Semoga saja kami lolos. Aamiin.
Waktu
pengumuman pun tiba sore harinya, dan Alhamdulillah tim kami lolos ke
babak selanjutnya sebagai tim terbaik kedua hasil penilaian yang
merupakan hasi peringkat ke-3 presentasi hari pertama dan peringkat-1
hasil presentasi study case.
Keesokan
harinya babak final digelar yang nerupakan babak presentasi akhir
disertai dengan bazaar di Taman Pintar, Yogyakarta. Kami telah
bertekad apapun yan terjadi, terjadilah. Yang penting lakukan yang
terbaik, agar tidak ada penyesalan di akhir. Presentasi pun dilakukan . .
. .
Pada sore harinya pengumuman pemenang pun tiba, saatnya ke-7 tim terbaik dikumpulkan dan suasana tegang pun meliputi semua tim, candaan yang coba diberikan panitia untuk mencairkan suasana tidak membantu dalam mengurangi ketegangan. Saat pengumuman akhirnya keluar . . .
. . . . .Alhamdulillah Tim saya, TIM ANAK AJAIB dengan produk BIRACLE berhasil meraih JUARA 2 CHRONICS 2012 !!!!. . . . . . .
Walaupun
tidak meraih juara pertama, tapi tim kami sudah cukup puas dengan
tempat ke-2 ini. Karena memang harus diakui yang menjadi juara-1 menunjukkan performa
lebih baik sepanjang kejuaraan CHRONICS 2012 ini.
Setelah
itu perjalanan baru pun, dimulai, yaitu perjalanan pulang ke Depok.
Selamat tinggal Yogyakarta, terima kasih untuk sebuah petualangan yang
luar biasa.
No comments:
Post a Comment