Saturday, April 28, 2012

Berfikir Sederhana Untuk Konservasi Energi : Optimalisasi Apa yang Sudah Ada

Optimalisasi Penggunaan Sepeda Kuning Untuk Alternatif  Transportasi Sebagai Upaya Mengurangi Pemakaian Kendaraan Bermotor di Lingkungan Kampus Universitas Indonesia

Transportasi umum merupakan sektor penting di lingkungan kampus Universitas Indonesia (UI) karena wilayahnya yang cukup luas dan  fakultas-fakultas di UI terletak berjauhan. Terdapat tiga jenis transportasi umum di UI yakni bus kuning, sepeda kuning dan ojek kuning. Bus kuning merupakan pilihan utama untuk transportasi umum di UI karena kapasitasnya yang besar, gratis, armada yang banyak dan nyaman diakibatkan ber-AC. Sayangnya berdasarkan survey yang kami lakukan di beberapa halte UI terdapat ketidaktepatan waktu dari kedatangan bus kuning. Mahasiswa pengguna bus kuning mengatakan bahwa mereka bisa menunggu sampai 45 menit, tetapi kadang-kadang terdapat 2 bus kuning yang datang bersamaan. Diakibatkan jadwal bus kuning yang tidak konsisten dan tuntutan ketepatan waktu untuk mengikuti kuliah maka mahasiswa-mahasiswa dipaksa memilih di antara dua transportasi umum, yakni ojek kuning dan sepeda kuning. 

Berdasarkan data 3 bulan terakhir yang kami dapat dari sampel ojek kuning dan PT. Ikoda Wahyu Pranata yang bertanggung jawab dalam peminjaman sepeda kuning kepada mahasiswa maka dapat disimpulkan 92% dari mahasiswa UI lebih memilih menggunakan ojek kuning daripada sepeda kuning. Hasil 92% didapatkan dari sampel ojek kuning di berbagai pangkalan ojek UI yang menyatakan mereka rata-rata sehari mendapat 10 orderan untuk hari kuliah yang menghabiskan premium Rp 10.000,00 (berarti rata-rata setiap orang menghabiskan Rp 1.000,00) dan jumlah ojek di UI berjumlah sekitar 500 unit sehingga setiap hari pengguna ojek kuning berkisar 5000 orang. Apabila dibandingkan dengan data dari PT. Ikoda Wahyu Pranata yang kami hitung maka didapatkan rata-rata pengguna sepeda kuning setiap hari kuliah selama bulan Januari dan Februari 2012 adalah 450 orang, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 1. Walaupun biaya menggunakan ojek kuning terbilang relatif mahal untuk kalangan mahasiswa (Berkisar Rp 5000,00 untuk perjalanan jauh atau dekat) dibandingkan sepeda kuning yang gratis tetapi perbedaan utama yang menyebabkan ojek kuning cenderung dipilih adalah dalam hal kenyamanan.


 


Hasil survey yang kami lakukan di halte Fakultas Teknik UI menunjukkan bahwa mahasiswa lebih memiih menggunakan ojek kuning daripada sepeda kuning. Hal ini dikarenakan pengguna ojek kuning tidak begitu merasakan pergantian cuaca di UI. Tetapi tidak begitu halnya dengan pengguna sepeda kuning, walaupun sama-sama tersengat matahari tetapi waktu tempuh untuk mencapai tujuan lah yang membedakannya sehingga lamanya sengatan matahari yang diterima pengguna sepeda kuning lebih banyak daripada ojek kuning. Akibatnya pemakaian kendaraan bermotor di dalam kampus UI menjadi meningkat sebagai dampak jadwal bus kuning yang tidak konsisten yang berarti juga meningkatnya konsumsi terhadap bahan bakar minyak, sehingga terdapat pemborosan energi dalam bentuk pemakaian BBM sebagai akibat dari cuaca panas.
Kami mencoba menerapkan konsep “go green” baru dalam rangka tindakan konservasi energi BBM tersebut. Konsep kami adalah membangun kanopi yang tidak tembus cahaya matahari di sepanjang jalur sepeda kuning yang bertujuan agar semua pengguna sepeda kuning tidak tersengat cahaya matahari dan tidak terkena air hujan saat menggunakan sepeda kuning. Dengan melakukan wawancara terhadap beberapa sampel mahasiswa di berbagai fakultas pada tanggal 3 April 2012, kami mendapatkan hasil bahwa 60% dari sampel mahasiswa berkomitmen menggunakan sepeda kuning dibandingkan ojek kuning jika konsep ini diterapkan kedepannya. Prediksi kami jika 60% pengguna ojek kuning (sekitar 3000 orang) beralih menggunakan sepeda kuning, maka yang awalnya setiap orang memakai premium sebesar Rp 1.000,00 dengan jumlah 3000 orang kita bisa menghemat premium sebesar Rp 3.000.000 per hari atau apabila dibagi dengan harga premium sekarang yang sebesar Rp 4.500,00 per liter maka di lingkungan kampus UI dapat dihemat premium sebanyak 670 liter per hari.

 
Energy conservation is not about minimizing the energy utilization, but it is about how to threat energy wisely. We can initiate energy conservation by establishing the national energy security to face the world’s toughest energy challenge

 

No comments:

Post a Comment