Dalam kuliah yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 2013 oleh Pak Ahmad
Indra Siswantara penekanan dilakukan pada pentingnya memahami hidup
melalui konsep statis dan dinamis.Pembahasan tentang konsep statis dan
dinamis ini berawal dari penjelasan tentang eksekusi pada objek model.
Model merupakan suatu sistem sederhana yang mewakili kondisi aktual.
Sedekat mungkin mendekati yang sebenarnya, maka suatu model semakin
valid. Bagaimana cara memodelkan suatu bentuk fisik ?. Maka jawabannya
adalah situasional, kembali lagi ke penentuan kondisi statis atau
dinamis yang terjadi pada benda fisik tersebut.
Kemudian, bagaimana caranya agar dapat mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat ?. Sebagai contoh, kita tidak akan dapat belajar dengan mudah
apabila kita tidak mencintai dan menikmati apa yang kita lakukan. Proses
pembelajaran akan menjadi beban bagi diri sendiri dan pengajar apabila
kita tidak tahu apa yang ingin kita capai dari proses pembelajaran
tersebut. Menuntun ilmu itu tidak semudah yang dibayangkan, karena ilmu
dan skill itu berbeda. Mendapatkan ilmu berarti kita belajar dari mulai
tahapan niat (diri sendiri) dan kemudia melangkah ke tahapan konseptual,
menanyakan mengapa suatu hal dapat terjadi. Seharusnya belajar tidak
perlu ada paksaan, seperti halnya menggunakan absen di kelas. Sebab,
pada dasarnya sudah muncul menjadi dari kesadaran diri kita
masing-masing untuk mendapatkan bekal dalam hidup.
Selanjutnya muncul pertanyaan, bagaimana cara mengukur kebahagiaan dunia
dan akhirat ? Tentunya ada banyak jawaban untuk pertanyaan tersebut dan
setiap orang tentunya memiliki parameternya masing-masing. Namun,dari
hasil diskusi di kelas pagi ini, terdapat 4 hal utama yang menjadi tolak
ukur kebahagiaan dunia-akhirat, antara lain :
1. Bersyukur.
Bersyukur merupakan kekuatan utama umat manusia. Dengan bersyukur, kita dapat menyadari kebesaran Allah S.W.T.
Fabiayyi alaa irobbikuma tukadziban.
2. Ikhlas
Apabila kita sakit, namun kita menerimanya dengan ikhlas. Maka dosa-dosa kita (Insya Allah) akan diampuni.
3. Mengingat Tuhan
Mengingat Tuhan dalam ucapan dan tindakan akan menjaga kita dalam suatu
kaidah-kaidah terpuji. Mengingat Tuhan saat menuntut ilmu juga menjadi
pegangan agar ilmu yang kita miliki dapat digunakan untuk kemakmuran dan
memberikan banyak manfaat
4. Pasangan Hidup
Menikah sudah merupakan fitrah manusia. Memiliki pasangan hidup akan menjadi kepingan pelengkap kehidupan kita di dunia.
Apabila kita melihat sinyal-sinyal dari alam dan memperdalam konsep
statis dan dinamis, maka kita akan menyadari bahwa kunci kebahagiaan itu
terletak pada konsep statis-dinamis.
Sesungguhnya, tidak ada yang statis dalam dunia ini. Statis adalah
kondisi dimana tidak ada perubahan atau kata gaulnya 'gitu-gitu aja'.
Sedangkan Dinamis adalah suatu kondisi yang terus berubah dan
dipengaruhi oleh berbagai macam pengaruh dari luar. Semua yang ada di
dunia ini aktualnya adalah dinamis. Sebagai contoh : apabila kita
melihat aliran sungai, alirannya tidak pernah sama, selalu berubah-ubah
menurut ruang dan waktu. Statis hanya sebuah konsepsi yang sangat
berguna apabila kita akan melakukan perhitungan.
Batasan kebahagiaan di dunia ini kembali lagi mengingatkan saya pada
konsep dasar matematika yang dipelajari pada kelas sebelumnya :
Apakah 1/0 = tidak terhingga dan 1/tidak hingga = 0 ? Tidak terhingga
menandakan tidak ada batasan di dunia ini. Padahal selalu ada batasan di
dunia ini, dimana batasan paling besar adalah Tuhan itu sendiri.
Sehingga mengapa kita tidak menyebut bahwa 1/0 = Allah Maha Besar dan
1/tidak hingga = Allah Maha Suci.
Oleh karena itu, mari kita celupkan (embedded) diri kita ke dalam
pembelajaran dalam hidup, terutama pelajaran komputasi teknik yang
sedang kita pelajari saat ini. Agar kita tahu apa yang ingin kita tuju
dari proses pembelajaran ini.
Pada dasarnya manusia terbagi menjadi 4 bagian utama, yaitu : Body,
Mind, Spirit, and Soul. Namun demikian, dalam diri manusia terdapat
suatu bagian yang dianamakan hati. Dimana apabila bagian tersebut sudah
baik, maka seluruh bagian akan menjadi baik. Berambisi itu bagus, tapi
harus dikendalikan dengan hati dan pikiran.Kita harus mengenali diri
kita sebagaimana kita mengenal suatu kasus. Semakin kita mengenal kasus
tersebut,maka kita akan semakin mudah dan ikhlas dalam menyelesaikannya.
Manusia memiliki titik jenuhnya. Sebagaimana gas yang mengalir di dalam
pipa dari sumur pemboran ke tempat penyimpanan. Ada masa dimana gas
tersebut berhenti mengalir karena kehabisan tenaga, sehingga diperlukan
suatu kompresor untuk memberikan tenaga tambahan kepada gas tersebut
agar terus mengalir. Begitu juga dengan manusia, kelas tempat kita
belajar ini merupakan booster yang berfungsi seperti kompresor terhadap
gas untuk kembali membangkitkan semangat dalam menjalani hidup.
Quote of the day :
"CFD harus menjadi CFD, CFD (Computational Fluid Dynamic) bukanlah CFD (Colorful Fluid Dynamic)"
“Education is not one way to guide us in life, but education is the life itself”
No comments:
Post a Comment