Dalam kondisi
ketidakberadaan interaksi kerja dan berbagai perubahan energi kinetik ataupun
energi potensial, energi kimia yang dilepaskan selama proses pembakaran
semuanya hilang sebagai panas ke lingkungan atau digunakan secara internal
untunk meningkatkan temperature dari produk pembakaran. Semakin kecil panas
yang hilang, semakin besar temperature meningkat. Dalam suatu kasus khusus saat
tidak ada panas yang hilang ke lingkungan (Q
= 0), temperature dari produk mencapai kondisi maksimum. Kondisi inilah
yang disebut adiabatic flame atau adiabatic combustion temperature
dari reaksi (Gambar 1).
Gambar 1. Temperatur pada suatu ruang bakar
menjadi maksimum ketika pembakaran selesai dan tidak ada panas yang lepas ke
lingkungan (Q = 0).
Berikut ini pengaruh
rasio ekuivalen terhadap adiabatic flame
combustion dengan bahan bakar methane (CH4) dengan rasio molar
nitrogen/oksigen sebesar 3,76. Variasi rasio ekuivalen antara 0,5 – 1,5.
Kondisi pengaturan dari perhitungan adiabatic
flame temperature ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar
2. Kondisi perhitungan adiabatic flame temperature
(sumber : http://elearning.cerfacs.fr/combustion/tools/adiabaticflametemperature/index.php)
Gambar
3. Grafik hubungan antara variasi rasio ekuivalen terhadap adiabatic flame
temperature
Dari grafik pada
gambar 3 diatas dapat terlihat bahwa titik ekstrim pengaruh rasio ekuivalen ( ø
) terhadap terjadi pada campuran reaksi stoikiometri (ø = 1). Hal ini terjadi
karena pada reaksi stoikiometri terjadi pembakaran sempurna, sehingga hasil
pembakaran hanya CO2, H2O dan N2. Selain itu
reaksi pembakaran stoikiometri menyebabkan nilai maksimum adiabatic flame
temperature karena sejumlah oxidizer berada pada jumlah yang
pas/cukup untuk dengan sempurna membakar sejumlah bahan bakar (dalam hal ini CH4).
Reaksi pembakaran sempurna dari metana pada kondisi udara atmosfer adalah
sebagai berikit :
CH4
+ 2 (02 + 3,76 N2) CO2 + 2 H2O +
7,52 N2
Sedangkan pada ø
< 1, terjadi kekurangan bahan bakar (lean mixture) sehingga pada
hasil akhir akan terdapat juga excess air. Sementara pada reaksi
pembakaran ø > 1, terjadi kondisi rich mixture yang
ditandai dengan kehadiran produk pembakaran berupa CO dan H2. Hal ini
mengakibatkan variabel yang tidak diketahui lebih banyak daripada persamaan
yang ada.
No comments:
Post a Comment