Kebutuhan akan kondisi
udara yang nyaman pada masa kini sudah merupakan suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi, terutama pada ruangan atau gedung yang biasa digunakan untuk kegiatan
tertentu misalnya hotel, perpustakaan, perkantoran, bank, rumah sakit,
laboratorium, gedung olah raga dan lain-lain. Salah satu cara yang dilakukan
oleh manusia untuk menciptakan suatu kondisi yang nyaman disekitarnya adalah
dengan memasang sistem pengkondisian udara (air conditioning) pada ruangan atau
gedung di mana mereka berada. Sistem air
conditioning (AC) mengontrol
temperatur, kelembaban dan sirkulasi udara di dalam ruangan sehingga tercipta
kondisi yang nyaman bagi penghuninya.
Gambar 1. Contoh mesin
refrigerasi
Sebagai
contoh, secara umum rangkaian mesin refrigerasi pada gambar 1 terdiri dari kondensor,
rangkaian pipa, solenoid valve,
evaporator dan kompresor. Gambaran umum cara kerja dari mesin refrigerasi
adalah refrigeran dikompresikan pada tekanan tertentu secara isentropik
sehingga mengalami kenaikan suhu. Maka setelah dikompresikan tekanan dan suhu
akan naik, setelah itu refrigeran dilewatkan pada condenser. Disini refrigeran
yang bersuhu tinggi diambil kalornya, akibatnya refrigerant menglami penurunan
suhu serta mengalami perubahan wujud dari gas ke wujud cair. Setelah itu
refrigeran dilewatkan pada filter drier,
disini filter drier berfungsi untuk
menyaring kotoran dan uap air yang terkandung pada refrigeran. Karena kotoran
dapat mengganggu kinerja dari expansion
valve dan uap air dapat bereaksi dengan
refrigeran membentuk asam. Setelah itu refrigeran dilewatkan pada side glass and moisture indicator yang
berfungsi untuk memantau kualitas refrigeran yang akan masuk ke peralatan
kontrol (solenoid valve). Jika pada moisture indicator menunjukkan
refrigeran memiliki kandungan air tinggi (wet)
maka dapat segera dilakukan langkah preventif seperti menutup katup solenoid.
Selanjutnya
refrigeran diteruskan ke solenoid valve untuk mengontrol debitnya. Pengontrolan
ini terkait dengan kebutuhan pendinginan pada air conditioner. Refrigeran yang telah terkontrol debitnya
dilewatkan pada expansion valve. Pada
expansion valve ini refrigeran yang
sebelumnya bertekanan tinggi diexpansikan sehingga tekanan dan suhunya turun, pada
proses ini fase refrigerant sebagian telah berubah menjadi gas. Kerja katup
ekspansi dikontrol oleh tekanan output setelah melewati evaporator. Selanjutnya
setelah melewati expansion valve,
refrigeran dilewatkan pada evaporator, evaporator ini terletak diruangan dan
difungsikan sebagai media heat transfer sehingga refrigeran yang bersuhu dingin
dapat menangkap panas ruangan. Pada penangkapan panas ini, panas yang di
tangkap refrigeran digunakan utuk perubahan fase refrigeran menuju fase gas
seluruhnya. Pada tahap ini ruangan akan menjadi lebih dingin karena panasnya
telah diambil oleh refrigeran. Untuk gambaran jelas dari proses utama mesin
pendingin adalah seperti pada grafik P-Q (gambar 2).
Gambar 2. Diagram P-Q dari
siklus refrigerasi
Siklus refrigerasi ditunjukkan dalam
Gambar 2 dapat dibagi menjadi tahapan tahapan berikut:
- 1 – 2. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya, biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi pemanasan berlebih/ superheated gas.
- 2 – 3. Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi yang menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.
- 3 – 4. Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju kondensor. Bagian awal proses refrigerasi (3-3a) menurunkan panas superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan (3a-3b). Refrigerasi untuk proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan penerima cairan (3b - 4), sehingga cairan refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju alat ekspansi.
- 4 - 1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan mengendalikan aliran menuju Kondensor harus mampu membuang panas gabungan yang masuk evaporator dan kondensor. Dengan kata lain: (1 - 2) + (2 - 3) harus sama dengan (3 - 4). Melalui alat ekspansi tidak terdapat panas yang hilang maupun yang diperoleh.
- Komponen-Komponen Utama Sistem Refrigerasi
1.
Kompressor
Kompresor
adalah bagian yang terpenting dari suatu proses refrigerasi, tidak hanya
melakukan kompresi yang masuk pada tekanan gas yang tinggi tapi juga
menimbulkan tekanan rendah yang masuk ke kompresor atau bekerja membuat perbedaan
tekanan, sehingga bahan dapat mengalir dari satu bagian ke lain bagian dari
sistem. Karena adanya perbedaan tekanan antara sisi tekanan
tinggi dan sisi tekanan rendah, maka bahan pendingin cair dapat mengalir
melalui alat pengatur bahan pendingin ke evaporator.
Kompresor
pada sistem refrigerasi gunanya untuk :
a.
Menurunkan
tekanan di dalam evaporator, sehingga bahan pendingin cair di evaporator dapat
menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap kalor lebih banyak dari ruang
di dekat evaporator.
b.
Menghisap
bahan pendingin gas dari evaporator dengan suhu rendah lalu memampatkan gas
tersebut sehingga menjadi gas suhu tinggi dan tekanan tinggi. Kemudian
mengalirkannya ke kondensor, sehingga gas tersebut dapat memberikan kalornya
pada zat yang mendingin, maka di dalam kondensor terjadi pengembunan.
2. Kondensor
Kondensor
berfungsi untuk membuang kalor dan mengubah wujud bahan pendingin dari gas
menjadi cair, dan juga suatu alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas
dari kompresor dengan temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Bahan pendingin di
dalam kondensor dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari evaporator dan panas
yang ditambahkan oleh kompresor dan alat pengatur bahan pendingin jadi pada
sisi tekanan tinggi dari sistem.
Unit tersebut
memakai udara yang mendinginkan kondensor dengan memakai fan motor yang dapat meniupkan udara ke arah kondensor dalam jumlah
yang lebih besar, sehingga kapasitas kondensor bertambah, bentuk kondensor ini
disebut Air Cooled Condensor, serta dengan memakai sistem pipa dengan
sistem sirip – sirip (tube and fin condenser) sebagai pendingin dengan
luas permukaan untuk terjadinya perpindahan kalor yang baik.
3. Evaporator
Evaporator
adalah penukar kalor yang didalamnya mengalir cairan refrigeran yang berfungsi
sebagai penyerap panas dari produk yang didinginkannya sambil berubah fase. Kadang-kadang
evaporator disebut freezing unit, low
side, cooling unit atau nama lainnya yang menggambarkan fungsinya atau
lokasinya. Temperatur refrigeran di dalam evaporator selalu lebih rendah
daripada temperatur sekelilingnya, sehingga dengan demikian panas dapat
mengalir ke refrigeran.
Evaporator mempunyai
konstruksi sama dengan kondensor, yang mana fungsinya kebalikan dari kondensor,
tidak untuk membuang kalor kepada udara disekitarnya tetapi untuk mengambil
kalor dari udara sekitar. Evaporator tempatnya di antara katup
ekspansi dan kompresor, jadi pada sisi tekanan rendah dari sistem.
Evaporator merupakan ruangan tempat bahan pendingin
cair menguap, bahan pendingin gas ditampung di akumulator lalu mengalir ke
kompresor, evaporator memberikan kalor kapada bahan pendingin cair sebagai
kalor latent penguapan, sehingga bahan pendingin menguap. Berdasarkan prinsip kerjanya
evaporator di unit ini memakai evaporator kering (Dry or direct expansion
evaporator).
4. Katup
Ekspansi
Biasanya, unit sistem refrigerasi memakai 3 macam katup ekspansi, antara lain :
a.
AXV
b.
TXV
c.
CTV
- AXV : Disebut juga katup ekspansi tekanan konstan yang mana dapat mempertahankan tekanan evaporator konstan pada beban evaporator yang berubah-ubah. Katup ekspansi ini dapat mengatur jumlah refrigerant yang masuk ke evaporator dalam batas yang sama dengan kapasitas hisap kompresor. Selama sistem sedang bekerja, katup tersebut dapat mempertahankan tekanan evaporator dan saluran hisap tetap konstan, sehingga beban kompresor juga menjadi konstan. Jadi katup tersebut akan membuat kapasitas yang konstan pada beban berubah – ubah, katup tersebut bekerja hanya dipengaruhi oleh tekanan refrigerant di evaporator 0,7 bar, dengan kapasitas katup terssbut direncanakan untuk temperatur evaporator 5°C dan temperature cairan masuk ke evaporator 40°C.
- TXV : Katup ekspansi tersebut dapat mengatur jumlah refrigerant yang mengalir ke evaporator sesuai dengan beban evaporator dan mempertahankan effisiensi evaporator yang maksimum pada setiap keadaan beban evaporator yang berubah – ubah, serta dapat mempertahankan gas panas lanjut yang konstan yang tidak mengatur tekanan dan temperatur dalam evaporator, tetapi mengontrol jumlah refrigerant yang mengalir masuk evaporator, selain dikontrol oleh tekanan rendah dalam evaporator juga oleh temperatur dan tekanan akhir evaporator. Katupe ekspansi ini mempunyai batas temperatur evaporator yang besar dan super heat yang mudah disetel. Waktu kompresor sedang bekerja menghisap refrigerant dari evaporator, maka tekanan evaporator menjadi rendah, waktu kompresor berhenti tekanan evaporator menjadi tinggi dan lubang saluran refrigerant tertutup rapat. Katup ekspansi telah diatur oleh pabrik dengan super heated 5-7°C dengan tekanan 0, untuk tekanan kerja maksimum pada temperature tinggi 3,4 bar dan temperatur rendah 0,82 bar.
- CTV : Pipa kapiler dibuat dari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil, panjang dan lubang pipa kapiler dapat mengontrol jumlah bahan pendingin yang mengalir ke evaporator. Gunanya untuk menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir melaluinya dan membangkitkan tekanan bahan pendingin di kondensor.
- Siklus Refrigerasi Kompresi
Siklus
refrigerasi kompresi mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa fluida yang
bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih dingin jika
dibiarkan mengembang. Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang
ditekan akan menjadi lebih panas daripada sumber dingin diluar (contoh udara
diluar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih dingin daripada suhu dingin
yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan
lingkungan bersuhu rendah dan membuang panas ke lingkungan yang bersuhu tinggi.
Siklus refrigerasi kompresi uap
memiliki dua keuntungan. Pertama, sejumlah besar energi panas diperlukan untuk
merubah cairan menjadi uap, dan oleh karena itu banyak panas yang dapat dibuang
dari ruang yang disejukkan. Kedua, sifat-sifat isothermal penguapan
membolehkan pengambilan panas tanpa menaikan suhu fluida kerja ke suhu
berapapun didinginkan. Hal ini berarti bahwa laju perpindahan panas menjadi
tinggi, sebab semakin dekat suhu fluida kerja mendekati suhu sekitarnya akan
semakin rendah laju perpindahan panasnya.
No comments:
Post a Comment